GAMBARAN TENTANG KONDISI PENDIDIKAN DI KABUPATEN TRENGGALEK KHUSUSNYA DI KECAMATAN DURENAN

  1. 1.     PENGANTAR

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran. Suatu perjalanan dari keadaan tidak tahu menjadi tahu. Suatu sarana menuju kebahagiaan.

Bila dilihat dari definisinya, pendidikan adalah salah satu unsur kehidupan yang sangat penting dan mutlak diperlukan oleh setiap manusia. Pendidikan adalah jembatan menuju kebahagiaan. Dengan pendidikan, manusia berkembang dan memperbaiki hidupnya.

Pendidikan dapat diperoleh secara formal, maupun non-formal. Pendidikan formal dilaksanakan didalam sekolah-sekolah secara resmi. Sedangkan pendidikan non-formal dilaksakan dalam lembaga-lembaga pendidikan yang lain, seperti keluarga, masyarakat.

Disini, saya akan membahas tentang pendidikan formal di daerah asal saya, yakni di kecamatan Durenan, kabupeten  Trenggalek, Jawa Timur.

  1. 2.      FAKTOR PENGHAMBAT

Dilihat dari kondisinya, pendidikan di daerah asal saya belum ada perkembangan yang berarti.

Faktor-Faktor yang Menghambat Antara Lain ialah:

  • Kurangnya tenaga pendidik

Untuk beberapa sekolah dan beberapa matapelajaran masih sangat kekurangan tenaga pendidik. Yang sangat mencolok ialah kurangnya tenaga pendidik untuk matapelajaran Pendidikan Agama Katolik. Hanya ada 1 guru untuk tingkat SD, 1 guru untuk tingkat SLTP dan belum ada guru yang mengajar di jenjang SLTA dalam 1 kabupaten.

  • Kekurangan buku pelajaran

Di beberapa sekolah yang pernah saya tempati untuk mengenyam pendidikan, banyak kali saya temui para siswa kesulitan menemukan buku-buku pelajaran ataupun referensi yang relevan. Di perpustakaan memang ada cukup banyak terpampang buku-buku pelajaran. Namun, relevansinya untuk pendidikan saat ini sangat kurang. Sebab buku-buku tersebut pada umumnya buku-buku lama yang sudah usang yang sudah tidak dapat lagi dipakai sebagai refrensi kurikulum yang ada sekarang ini.

  • Sarana dan prasarana kurang memadai

Sarana ini juga menjadi salah satu faktor penghambat yang ada di daerah tempat saya tinggal. Sekolah-sekolah sepertinya hanya mementingkan untuk menambah jumlah muridnya tanpa melihat apakah sarananya memadai atau tidak. Seperti pada sekolah yang terakhir saya tempati, mereka menambah sekitar 40 siswa pada tahun ajaran yang lalu. Padahal jumlah kelasnya tidak cukup untuk membuka 1 kelas lagi. Akhirnya kelas yang baru itupun mengambil tempat di laboratorium kimia. Hal ini tentunya sangat tidak nyaman bagi para siswa karena dengan demikian, jadwal mereka untuk praktek kimia di laboratorium menjadi terganggu dan harus mencari-cari kesempatan saat kelas yang berada di lab itu praktek di lab lain atau pada saat pelajaran olahraga di lapangan. Padahal ada sekitar 12 kelas lain yang harus praktek kimia di laboratorium tersebut.

Demikian juga halnya dengan laboratorium komputer yang hanya mempunyai sekitar 15 komputer untuk praktek. Padahal setiap kelas ada sedikitnya 40-45 siswa. Hasilnya siswa harus praktek dan belajar komputer secara berkelompok-kelompok. Dan yang terjadi sudah bisa ditebak, bahwa yang menguasai pelajaran itu hanyalah beberapa siswa saja, karena suasana belajar yang terlalu ramai.

  • Fasilitas olahraga

Ini juga menjadi penghambat perkembangan murid. Karena yang saya alami dan yang sampai sekarang masih terjadi pada waktu pelajaran olahraga adalah hanya lari mengelilingi lapangan upacara beberapa kali setelah itu dibebaskan oleh sang guru olahraga.

Padahal para siswa mempunyai ketrampilannya masing-masing yang perlu dibina dalam bidang olahraga ini.

  1. 3.     FAKTOR PENDUKUNG

Disamping faktor-faktor penghambat itu tentunya ada beberapa faktor yang mendukung pendidikan formal di tempat asal saya.

  • Dukungan dari orang tua murid dan masyarakat

Antusiasme masyarakat cukup baik dalam memperoleh pendidikan formal ini. mereka pada umumnya menginginkan anak-anaknya bersekolah. Bagi mereka memang lebih membantu bila anaknya bekerja dan membantu memenuhi kebutuhan mereka, namun sangat bahagia bila anaknya mau bersekolah sehingga nantinya dapat memperbaiki taraf kehidupan keluarganya.

  • Semangat dari siswa itu sendiri

Mereka pada dasarnya memiliki semangat yang besar untuk memperoleh pendidikan. Terbukti dengan adanya beberapa siswa yang rela bekerja disela-sela sekolahnya agar ia dapat tetap bersekolah.

  • Semangat guru yang mengajar

Guru-guru yang mengajar pada umumnya selalu meluangkan waktunya di luar jam mengajar untuk setia membimbing anak-anak didiknya. Mereka menyediakan waktu untuk mengadakan bimbingan belajar seusai jam sekolah secara gratis.

  • Suasana yang mendukung

Dalam sekolah-sekolah itu biasanya tercipta suasana yang mendukung dalam hubungannya dengan warga sekolah. Hampir seperti tidak ada jarak antara guru dengan murid. Guru-guru memperlakukan para siswa seperti anak-anak mereka, dan para siswa menghormati gurunya seperti orang tua mereka sendiri. Sehingga tercipta keakraban dan kekeluargaan dalam lingkungan sekolah itu. Ini juga membuat para siswa merasa nyaman belajar di sekolah.

  1. 4.     KUALITAS PENDIDIKAN

Seperti yang sudah saya paparkan sebelumnya, mutu pendidikan di daerah asal saya tidak mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini terwujud dalam kualitas guru dan metode belajar mengajar yang dilakukan.

Sekarang ini banyak guru yang kurang kompeten. Kurang menguasai bahan yang diajarkannya. Ini juga akibat dari semakin banyaknya mata pelajaran yang ditambahkan. Sehingga pihak sekolah membebankan tugas mengajar matapelajaran yang baru itu tanpa pembekalan terlebih dahulu.

Seringkali juga para guru itu hanya memberikan tugas dan sedikit memberi penjelasan kepada para siswa. Memang metode ini membantu agar siswa lebih terdorong untuk mandiri dalam belajarnya. Namun ini dapat terlaksana dengan baik bila buku-buku pelajaran dan buku-buku lain yang relevan tersedia. Sehingga dapat menunjang proses belajar para siswa.

  1. 5.     KECENDERUNGAN MENERUSKAN SEKOLAH

Pada jenjang pendidikan dasar, biasanya mereka bersekolah hanya di sekitar tempat tinggal mereka saja, yaitu di desa masing-masing. Memasuki usia SMA barulah mereka mulai merantau keluar kota untuk bersekolah. Tidak sedikit dari merka yang bersekolah sambil bekerja. Hal ini dilakukan agar mereka bisa tetap bersekolah sambil membantu keuangan keluarganya.

Pada masa-masa akhir SMA mereka mulai sibuk mengumpulkan prestasi agar dapat digunakan untuk mencari beasiswa demi melanjutkan kuliah. Mereka biasanya mendaftar pada unuversitas negeri yang mereka yakini sebagai universitas favorit dan terbaik. Universitas yang pertama kali dituju biasanya antara lain, Universitas Negeri Malang, ITN Malang, Universitas Brawijaya Malang, Universitas Negeri Surabaya, Institut Sepuluh November Surabaya, Universitas Negeri Jember.

  1. 6.     MANFAAT PENDIDIKAN

Pendidikan sangatlah penting dalam hidup manusia. Dengan pendidikan, kita bisa bertindak dengan benar. Kita dapat mempertimbangkan resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Apa lagi, dalam negara Indonesia ini yang diutamakan adalah pendidikan. Termasuk dalam mencari pekerjaan. Pendidikan menjadi syarat utama untuk menigkatkan penghasilan dan taraf hidup seseorang.

  1. 7.     ANALISIS PENDIDIKAN

Seperti yang diketahui sebelumnya, pendidikan adalah suatu sarana menuju kebahagiaan. Pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia berkaitan dengan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya hubungan yang baik antara pendidik dan terdidik. Sehingga menimbulkan suasana belajar yang nyaman.

Agar pendidikan memiliki mutu yang baik dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka mutu pendidiknya pun harus diperhatikan. Seorang pendidik harus benar-benar kompeten, menguasai bidangnya. Sehingga menghasilkan anaj-anak didik yang kompeten pula.

Dalam hal ini tentunya pemerintah juga berkewajiban untuk mengusahakan pendidikan yang lebih baik bagi generasi bangsanya. Jangan hanya menuntut orang-orang tua untuk menyekolahkan anaknya, tetapi juga harus ikut memberikan kontribusi yang sepadan bagi pendidikan. Yaitu dengan ikut mencetak pendidik-pendidik profesional.

bahan BIAK

Nama              : Antonia Bamban Puspitasari

NPM               : 10.2650

Semester         : 3 (tiga)


LATAR BELAKANG

 

Anak-anak BIAK usia 6-12 tahun pada umumnya sangat bersemangat dalam menjalin relasi dengan orang lain. Pada usia ini, anak-anak sangat suka meniru gaya orang lain. Dia juga mulai menyadari adanya perbedaan dari dirinya dan orang lain di sekitarnya. Oleh sebab itu, anak-anak perlu diajarkan sikap rendah hati sejak dini agar ia dapat menerima orang lain apa adanya tanpa membandingkan dengan dirinya.

Melalui pembinaan iman ini, anak-anak akan diajari untuk bersikap rendah hati. Bahwa Tuhan menyukai kerendahan hati juga perlu disampaikan kepada mereka. Hal ini agar  anak-anak tahu sikap apa yang dikehendaki Allah ada dalam dirinya.

Tujuan Umum :

  1. Agar anak-anak tahu bahwa bersikap rendah hati itu penting bagi kehidupan kita di tengah masyarakat.
  2. Agar anak tahu bahwa Yesus senang pada orang-orang yang rendah hati.
  3. Agar anak tahu bahwa dengan rendah hati kita akan disukai banyak  orang dan memiliki banyak teman.
  4. Agar anak mau memaafkan orang lain dengan rendah hati dan tulus ikhlas.

 Sasaran         : Anak BIAK Lingkungan St. Yusuf, Munggut (usia 6-12 tahun)


Pertemuan I

Rendah Hati vs Sombong

 

Tujuan           :

  • Anak memahami bahwa sombong dan rendah hati adalah dua sikap yang berlawanan.
  • Anak mengetahui bahwa sikap rendah hati disukai Tuhan
  • Anak mengetahui bahwa dengan kerendahan hati maka banyak orang yang mau menjadi temannya.

Metode           : Pendalam Kitab Suci, Sharing, tanya jawab, Menyanyi

Media             : Kitab Suci, Teks Lagu

Waktu            : 60 menit

Sumber Bahan :

  • Kitab Suci,
  • Buku “Hatiku Penuh Nyanyian” dari Karya Kepausan Indonesia,
  • Buku “Kamulah Sahabatku” dari Karya Kepausan Indonesia,
  • Rehan” edisi Oktober 2011 oleh Komisi Anak Keuskupan Surabaya.

Pemikiran Dasar

Anak-anak tentu sudah dapat membedakan hal yang baik dan yang buruk. Mereka pun tentunya sudah mengetahui bahwa sikap rendah hati dan sombong adalah dua sikap yang berbeda dan bertolak belakang. Namun mereka belum tentu menyadari bahwa kedua sikap ini senantiasa berada bersama-sama dan saling berdampingan di dalam diri setiap orang.

Sikap rendah hati harus dirawat dengan baik, dipupuk dan dilatih terus menerus agar tumbuh subur. Sedangkan sikap sombong, tanpa dipupuk sekalipun akan tetap tumbuh di dalam diri seseorang. Bagaikan rumput liar yang terus muncul. Oleh karena itu kita harus sering berlatih dan memangkasnya agar tidak tumbuh menjadi ilalang dan membuat kita dijauhi teman. Sebab, roh memang penurut, tetapi daging lemah (Mat 26:41). Maka kita harus tegas dan banyak berlatih. Dengan menjadi rendah hati, kita sekaligus juga memangkas kesombongan dalam diri kita. Dan perlahan, menjadi pribadi yang lebih baik. Barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan (Luk. 14:11).

Proses Pertemuan:

  1. 1.    Pembuka
    1. Lagu pengantar doa

Tanganku Ada Dua (Lagu Balonku)

Tanganku ada dua,

Lima-lima jarinya

Kulipat bersama-sama bila aku berdoa

  1. Doa Pembukaan (dapat didoakan oleh peserta BIAK, dan atau ditirukan bersama)

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Ya Yesus yang baik, Kau telah mengajar para murid untuk bersikap rendah hati. Bantulah dan sertailah kami, Tuhan. Agar kami dapat belajar tentang kerendahan hati yang Kau ajarkan. Amin

c. Pengantar

Selamat sore adik-adik (kemudian mereka menjawab)

Selamat pagi Tuhan Yesus, Slamat pagi Bunda Maria

Selamat pagi kakak Pembina, Slamat pagi kawan semua…

Tepuk BIAK

B….I….A…K…

BIAK YES…

Tepuk Yesus

Y…..E…..S……U….S

Yesus Yes!

Apa kabar adik-adik semua? (baik). Apakah adik-adik sudah siap untuk belajar bersama pada hari ini? (sudah). Kalau begitu, sebelum kita mulai, kakak mau mengajak adik-adik untuk bernyanyi. Ayo, adik-adik semua berdiri.

JANGAN LELAH

Jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan

Roh Kudus yang memberi kekuatan

Yang mengajar  dan menopang

Tiada lelah bekerja bersamaMu  Tuhan

Yang selalu mencukupkan …atas segalanya

Reff

Ratakan tanah  yang bergelombang

Timbunlah tanah yang berlubang

Menjadi siap di bangun diatas dasar iman….

Nah, adik-adik, tema sekolah Minggu kita pada hari ini adalah “Rendah Hati vs Sombong”. Nah, sikap sombong itu sebenarnya sangat tidak disukai Tuhan Yesus. Kita, sebagai anak-anak Tuhan sangat diharapkan untuk menjadi orang-orang yang rendah hati. Seperti dalam lagu yang baru kita nyanyikan tadi, kita harus meratakan gelombang-gelombang dalam diri kita. Agar kita tidak tinggi hati atau sombong. Sekarang, ayo kita baca Kitab Suci bersama-sama.

  1. 2.        Pendalaman Kitab Suci
  1. Membaca Kitab Suci (Luk 14: 1, 7-11)

Kitab Suci dibacakan bergantian oleh anak-anak dan pendamping BIAK

 

  1. Pertanyaan

Pembimbing mengajak peserta untuk mendalami Kitab Suci dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

  1. Apa yang dilakukan oleh para tamu dalam Injil tersebut? (berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan)
  2. Apa yang dikatakan Yesus ketika melihat kejadian itu? (barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan)
  1. Penegasan

Adik-adik, setelah kita membaca Kitab Suci tadi, apa yang adik-adik temukan tentang kerendahan hati dan kesombongan? (anak-anak diberi kesempatan untuk menjawab) Nah, sekarang adik-adik sudah tahu, kan kalau Tuhan Yesus tidak suka pada orang yang sombong? Adik-adik tahu ayat emas dari bacaan hari ini di mana? Ya, ayat emasnya ada di ayat 11. Mari kita baca bersama-sama. Dalam ayat tersebut Tuhan Yesus mau mengajak kita untuk bersikap rendah hati.

Dimanapun kita berada, kita harus bersikap rendah hati, jangan sombong seperti para tamu tadi karena kita akan tidak disukai orang lain. Contohnya, kalau di sekolah, kita mendapat nilai yang baik dan dipuji oleh teman-teman dan guru, dan kita merasa pandai. Kita menjadi sombong karena banyak orang yang mengatakan kita pandai. Kita merasa kepandaian kita tidak ada yang menandingi. Lalu, kita merasa tidak perlu lagi belajar karena merasa sudah pandai. Maka, lama-lama kita akan tertinggal. Suatu saat, kita akan dipermalukan, atau mempermalukan diri kita sendiri karena kepandaian kita tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Karena kita merasa sombong dan tidak belajar.

Jadi, kita tidak boleh sombong dengan apa yang kita miliki saat ini. Karena semua itu bisa berubah dan menghilang. Kalau nilai kita baik, kita harus tetap belajar untuk mempertahankannya. Dan jangan menjadi sombong. Karena kesombongan akan membuat kita menjadi malas.

  1. Aktivitas
  1. Gerak dan lagu.

SAYA TAHU

Saya tahu sadar

siap melakukan

Saya tahu sadar

siap melakukan

Saya tahu sadar siap

Siap sadar saya tahu

Saya tahu sadar siap melakukan.

  1. Nah, setelah membaca Kitab Suci tadi kita semua jadi tahu apa yang dikehendaki Tuhan, bukan? (sudah/belum). Yang dikehendaki Tuhan adalah, agar kita memiliki sikap rendah hati dan tidak sombong. Dari gerak dan lagu tadi, kakak mengajak adik-adik untuk siap melakukan perintah Tuhan, untuk belajar bersikap rendah hati. Adik-adik, semua sudah tahu, sadar dan siap melakukan perintah Tuhan, bukan? (sudah).
  1. 3.      Perayaan Iman
  1. Lagu

AKU BAHAGIA

AKU BAHAGIA, BAHAGIA, BAHAGIA, BAHAGIA

AKU BAHAGIA, BAHAGIA

KARENA TUHAN YESUS ANGKAT DOSA*KU

YESUS AMBIL DOSA*KU

DAN BUANG KE LAUT BYUR…

BUANG KE LAUT BYUR…

BUANG KE LAUT BYUR…

* SOMBONG

CAPEK

MALU

BAU

  1. Doa permohonan

P: Ya Yesus, Engkau selalu menunggu kami untuk datang kepada-Mu melalui doa-doa kami. Sekarang kami datang, ya Tuhan, dan memohon kepada-Mu:

  1. Ya Yesus, Engkau begitu tidak menyukai kesombongan. Bantulah kami, Tuhan, agar kami dapat menjadi lebih rendah hati. Sertailah dan bimbinglah kami selalu agar kami dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan berkenan pada-Mu. Kami mohon………
  2. (Doa spontan oleh pembina BIAK dan anak-anak). Kami mohon……….

P: Demikianlah ya Yesus, segala doa dan permohonan kami yang kami haturkan ke hadirat-Mu, sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

  1. Doa Bapa Kami
  1. 4.      Penutup
    1. Tugas Perutusan

“Aku mau terus belajar dan berusaha untuk mempunyai kerendahan hati

 

  1. Doa Penutup (didoakan oleh salah seorang peserta)

Terimakasih ya Yesus, atas kehadiran-Mu selama pertemuan kami ini. Hari ini Kau mengajarkan kepada kami untuk tidak bersikap sombong. Semoga kami dapat bersikap rendah hati seperti yang Engkau kehendaki. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

 

  1. Lagu Penutup

ROH ALLAH

BILA ROH ALLAH ADA DI DALAMKU

KU KAN MENARI SPERTI DAUD MENARI

BILA ROH ALLAH ADA DI DALAMKU

KU KAN MENARI SPERTI DAUD MENARI

KU KAN MENARI KU KAN MENARI

KU KAN MENARI SPERTI DAUD MENARI 2X

 

Pertemuan II

Rendah Hati bukan Rendah Diri

 

Tujuan                       : Anak lebih memahami arti rendah hati, bahwa rendah hati dan rendah diri itu berbeda.

Metode                       : Penjelasan dan tanya jawab, menyanyi dan permainan

Media                          : Kitab Suci, Teks Lagu

Waktu                        : 60 menit

Sumber Bahan          : Kitab Suci, Buku “Hatiku Penuh Nyanyian”, Buku “Kamulah Sahabatku”, “Rehan” edisi Oktober 2011

Pemikiran dasar

Banyak orang sering salah mengira rendah diri sebagai rendah diri. Padahal mereka adalah 2 hal yang berbeda.

Rendah diri lebih cenderung pada sifat minder. Sedangkan rendah hati adalah sikap tidak sombong atau congkak.

Anak-anak mau diajak dan diarahkan untuk lebih rendah hati, bukannya rendah diri.

Proses Pertemuan

  1. 1.        Pembukaan
    1. Lagu Pembuka

Betapa  Hatiku

Betapa hatiku, berterimakasih Yesus

Kau mengasihiku, Kau memilikiku

Hanya ini Tuhan, persembahanku

Segenap hidupku, jiwa dan ragaku

S’bab tak kumiliki harta kekayaan

yang cukup berarti tuk kupersembahkan

Hanya ini Tuhan, permohonanku

terimalah Tuhan, persembahanku

Pakailah hidupku sebagai alat-Mu

Seumur hidupku

  1. Doa Pembukaan

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Allah Bapa yang ada disurga, kami bersyukur karena kami masih boleh berkumpul lagi ditemat ini utuk belajar dan bergembira bersama. Trima kasih pula karena Engkau telah memberikan kesepmatan kepada kami untuk belajar dan menerapkan hasil pembelajaran kami minggu lalu. Tuhan, hadirlah disini dan sertailah kami agar kami dapat melakukan segala aktivitas pada sore hari ini dengan baik. Demi Kristus, Tuhan dan Juru selamat kami. Amin

  1. Pengantar

Selamat pagi adik-adik (kemudian mereka menjawab)

Selamat pagi Tuhan Yesus, Slamat pagi Bunda Maria

Selamat pagi kakak Pembina, Slamat pagi kawan semua…

Bagaimana kabar adik-adik hari ini? (baik) Siapa yang belum mandi? Apakah anak-anak  Tuhan Yesus ini masih semangat semua? (masih). Apakah adik-adik masih ingat tema minggu lalu tentang apa? (anak-anak diberi kesempatan untuk memnjawab),betul sekali. Kalau minggu lalu kita belajar mengenai kerendahan hati dan kesombongan, pada sore hari ini kakak akan mengajan adik-adik untuk membedakan rendah hati dan rendah diri. Tapi sebelumnya, kakak mau bercerita..

  1. 2.        Mendengarkan cerita

Rendah Hati

                 Tia dan Sari adalah dua sahabat baik. Pada suatu hari, mereka bermain boneka bersama-sama di rumah Sari. Tia membawa boneka yang baru dibelikan oleh ayahnya dari Singapura.

“Wah, Tia hebat! Papa Tia bisa pergi ke luar negeri dan membawakan oleh-oleh. Kalau papaku sih, cuma pegawai biasa. Tidak mungkin bisa pergi ke luar negeri.” kata Sari.

“Jangan begitu, Sari. Kita tidak boleh rendah diri. Kita harus bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita miliki. Kamu juga boleh pinjam bonekaku,” kata Tia.

“Terimakasih, Tia!” kata Sari gembira.

“Kamu adalah sahabat yang baik. Kamu kaya, tetapi tidak sombong. Aku jadi ingat, ada teks Kitab Suci yang mengatakan bahwa barangsiapa meninggikan diri ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri ia akan ditinggikan. Tuhan akan meninggikan kamu karena kamu rendah hati.” kata Sari sambil memeluk Tia. Kemudian mereka bermain bersama dengan gembira.

  1. Pertanyaan

Pembimbing mengajak peserta untuk mendalami Kitab Suci dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

a. Bagaimana sikap Sari ketika tahu bahwa Tia membawa boneka baru dari luar negeri? (rendah diri karena ayahnya tidak bisa pergi ke luar negeri)

b. Bagaimana sikap Tia ketika melihat sahabatnya itu murung? (membesarkan hatinya dan mengatakan bahwa Sari boleh meminjam bonekanya)

 

  1. Aktivitas

Permainan “Mengamati Teman”

  1. Peserta adalah anak kelas 1-6 SD
  2. Peserta dipasangkan berdua-dua
  3. Setiap peserta disuruh untuk mengamati temannya dari ujung kepala sampai kaki
  4. Salah satu dari pasangan peserta ditutup matanya, kemudian pasangan yang matanya tidak ditutup disuruh untuk mengamati temannya (bergantian)
  5. Masing-masing peserta kemudian menceritakan hasil apa yang diamati dari temannya (misalnya: menyebutkan warna rambut, warna baju, bentuk tubuh, warna kulit, model rambut, dan lain sebagainya)

à Dari permainan tersebut pembimbing mengarahkan pada kesimpulan berikut

  1. Penegasan

Adik-adik, setelah kita mendengarkan cerita dan bermain tadi, kita tahu bahwa setiap orang hendaknya menjadi rendah hati, bukan rendah diri. Setelah mengamati teman-teman tadi, tentu adik-adik sudah tahu bahwa kita berbeda dengan teman yang lain. Mungkin adik-adik berfikir bahwa teman yang adik-adik amati tadi lebih cantik atau lebih ganteng. Mungkin, karena permainan tadi ada diantara adik-adik yang jadi rendah diri atau minder dengan temannya.

Adik-adik perlu tahu, bahwa kita memang diciptakan berbeda dan unik. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang diciptakan sama. Jadi adik-adik tidak perlu merasa minder. Seperti yang dikatakan Tia tadi, kita harus bersyukur dengan apa yang kita miliki.

  1. 3.        Perayaan Iman
    1. Lagu

Bermacam-macam

Bermacam-macam kita hadir di sini tetapi kita satu

Di dalam Tuhan,

Tidak ada yang putih, tidak ada yang hitam

Kita bersaudara di dalam Dia, karna percaya

Yesus Tuhan, Yesus Raja mahakuasa

Alleluya……Alleluya….

  1. Doa Permohonan

P: Ya Yesus yang baik, Engkau menghendaki kami agar tak henti-hentinya datang kepada-Mu. Maka dengarkanlah doa permohonan kami ini

  1. YaTuhan, Engkau tidak menginginkan kami menjadi rendah diri melainkan rendah hati. Bimbinglah kami dan ingatkanlah kami selalu untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Kami mohon………..
  2. (Doa spontan oleh pembina BIAK dan anak-anak). Kami mohon……….

P: Demikianlah doa permohonan kami ini ya Tuhan. Semua ini kami hunjukkan kepada-Mu karena hanya Kaulah Tuhan dan pengantara kami. Amin.

  1. Doa Bapa Kami
  1. d.        Penutup

Adik-adik yang terkasih baru saja kita melihat dan sama-sama belajar tentang keadaan tubuh kita. Kita juga belajar bagaimana cara memperlakukan tubuh dengan baik. Maka dari itu marilah kita senantiasa untuk merawat dan menjaga tubuh kita masing. Marilah kita akhiri pertemuan kali ini dengan doa.

Doa Penutup

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Bapa kami bersyukur kepadamu atas penyertaamu sepanjang kegiatan kami pada hari ini. Terima kasih pula atas semua rahmat yang engkau berikan kepada kami. Sekarang kami mau pulang, lindungilah kami ya Tuhan supaya kami dapat pulang dengan selamat dan berjumpa kembali dengan orangtua kami.   Doa ini kami serahkan kepada-Mu dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Amin.

Lagu penutup

Dalam Yesus Kita Bersaudara

Dalam Yesus, kita bersaudara (3x).

Sekarang dan selamanya.

Dalam Yesus kita bersaudara.

Saling mengasihi….

Saling menyayangi……..


PERTEMUAN III

Rendah Hati dalam Menolong Sesama

 

Tujuan                       : Melatih anak untuk menggunakan hati yang tulus ikhlas ketika memberikan pertolongan atau bantuan kepada sesama.

Metode                       : Penjelasan dan tanya jawab, menyanyi dan aktivitas

Media                          : Kitab Suci, Teks Lagu, Teks Gambar, Alat Tulis, Pensil warna

Waktu                        : 60 menit

Sumber Bahan          : Kitab Suci, Buku “Hatiku Penuh Nyanyian”, Buku “Aku Sahabat Yesus”

Pemikiran dasar

Banyak orang menolong sesama tidak dengan rendah hati atau perasaan tulus. Kadang ada berbagai pertimbangan sebelum menolong sesama. Namun pertimbangan ini pun sifatnya egois, untuk diri sendiri. Misalnya agar orang lain melihat bahwa kita adalah orang yang baik, takut mendapat masalah orang yang ditolong, dsb.

Bersikap rendah hati dalam melayani sesama tentunya sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari  Yesus sendiri mengajarkan kepada kita untuk saling mengasihi dan itu merupakan hukum paling besar. “Aku memberikan perintah kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi,; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian kamu harus saling mengasihi” (Yoh 13: 34). Dalam hal ini Yesus cocok sebagai teladan, karena cinta kasihNya kepada manusia Ia rela mengurbankan diriNya pada Bapa, dalam hidupNya di dunia pun Yesus mau mengasihi semua orang tanpa membeda-bedakan. Dengan demikian  anak- anak perlu diarahkan  supaya tergerak hatinya untuk mengasihi dan mewujudkan kasihnya pada sesama.

Proses Pertemuan:

  1. 1.      Pembuka
  1. Lagu pengantar doa

Lima Jari

Jari jempol, jari telunjuk,

Jari tengah di tengah

Jari manis pakai cincin, jari kelingking kusayang

Kuberhitung,

Satu dua tiga empat dan lima

Lipat tangan, tutup mata

Mari kita berdoa

  1. Doa Pembukaan

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Allah Bapa disurga kami bersyukur kepadamu atas segala rahmat dan anugrah yang  Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat berkumpul bersama ditempat ini. Bimbinglah kami Tuhan agar kegiatan yang akan kami laksanakan pada sore hari ini dapat berjalan dengan lancar. Pada sore hari ini kami ingin belajar daripada-Mu untuk bersikap rendah hati dalam menolong sesama. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara. Amin

  1. c.  Pengantar

Selamat sore adik-adik (kemudian mereka menjawab)

Selamat pagi Tuhan Yesus, Slamat pagi Bunda Maria

Selamat pagi kakak Pembina, Slamat pagi kawan semua…

Tepuk BIAK

B….I….A…K…

BIAK YES…

Tepuk Yesus

Y…..E…..S……U….S

Yesus Yes!

Apa kabar adik-adik semua? ( baik ) Semua sudah siap belum untuk belajar bersama? Kakak mau tanya sama adik-adik, siapa suka menolong sesama? (anak-anak diberi kesempatan untuk sharing pengalaman menolong sesama) Wah,  baik sekali adik-adik mau membantu orang lain yang membutuhkan. Tapi, apakah adik-adik memberi pertolongan itu dengan tulus dan rendah hati? Sekarang, ayo kita baca Kitab Suci bersama-sama.

  1. 2.      Pendalaman Kitab Suci
  1. Membaca Kitab Suci (Luk 10: 25-37)

Kitab Suci dibacakan bergantian oleh anak-anak dan pendamping BIAK

 

  1. Pertanyaan

Pembimbing mengajak peserta untuk mendalami Kitab Suci dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

a. Apa yang terjadi pada orang Yerusalem yang turun ke Yerikho itu? (dirampok dan dipukuli, kemudian ditinggalkan dalam keadaan setengah mati)

b. Apa yang dilakukan oleh imam dan orang Lewi ketika melihat orang yang dirampok itu? (melewatinya dari seberang jalan)

c. Apa yang dilakukan oleh orang Samaria terhadap orang yang terluka itu? (membalut luka-lukanya, menaikkannya ke atas keledai tunggangannya, membawa ke tempat penginapan dan merawatnya)

 

  1. Penegasan

Adik-adik, setelah kita membaca Kitab Suci tadi, apa yang adik-adik tentunya sudah tahu bahwa dalam membantu sesama, kita harus membantu dengan rendah hati dan tulus. Kita juga tidak boleh membeda-bedakan dalam membantu sesama. Seperti orang Samaria tadi juga tidak membeda-bedakan orang yang akan ditolongnya. Meskipun ia tidak mengenal orang yang terluka tersebut, ia tetap mau menolong dan merawatnya.

  1. Aktivitas

Mewarnai gambar ( terlampir )

  1. 3.      Perayaan Iman
  1. Lagu

JANGAN LELAH

Jangan lelah bekerja di ladangnya Tuhan

Roh Kudus kan b’ri kekuatan

Yang mengajar  dan menopang

Tiada lelah bekerja bersama-Mu  Tuhan

Yang selalu mencukupkan …atas segalanya

Reff :

Ratakan tanah bergelombang

Timbunlah tanah yang berlubang

Menjadi siap di bangun diatas dasar iman….

  1. Doa permohonan

P: Ya Bapa yang mahabaik, kini kami datang pada-Mu hendak menghaturkan doa permohonan kami:

  1. Ya Bapa, Putra-Mu telah mengajarkan kepada kami tentang kerendahan hati dan mengasihi sesama. Berkati dan bimbinglah kami, agar kami dapat melaksanakan perintah Putra-Mu dalam menolong sesama, serta meneladan-Nya sehingga kami dapat melayani dengan kerendahan hati. Kami mohon………
  2. (Doa spontan oleh pembina BIAK dan anak-anak). Kami mohon……….

P: Demikianlah ya Bapa, segala doa dan permohonan kami yang kami haturkan ke hadirat-Mu. Dengan perantaraan Yesus, Tuhan kami. Amin.

  1. Doa Bapa Kami
  1. 4.      Penutup
    1. Tugas Perutusan

“Aku mau menolong sesama dengan rendah hati

 

  1. Doa Penutup

Terimakasih ya Yesus, atas kehadiran-Mu selama pertemuan kami ini. Hari ini Kau mengajarkan kepada kami untuk bersikap rendah hati dan tulus dalam menolong sesama, tanpa pandang bulu. Semoga kami dapat melaksanakannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

 

  1. Lagu Penutup

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara, 3x

Sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita bersaudara

Saling melayani, Saling mengasihi, Saling mengampuni

 

Pertemuan II

Rendah Hati untuk Memafkan

 

Tujuan                       : Agar anak mau memaafkan orang lain dengan rendah hati dan tulus ikhlas.

Metode                       : Penjelasan dan tanya jawab, menyanyi, menari, mewarnai gambar.

Media                          : Kitab Suci, Teks Lagu, Teks Gambar, Alat tulis, Pensil Warna

Waktu                        : 60 menit

Sumber Bahan          :

  • Kitab Suci,
  • Buku “Hatiku Penuh Nyanyian”  dari Karya Kepausan Indonesia.
  • Buku “Aku Sahabat Yesus” dari Karya Kepausan Indonesia.

Pemikiran dasar

Sering kali anak-anak tidak sadar bahwa perilakunya membuat marah atau jengkel orang lain. Sering kali pula anak-anak tidak berani mengakui kesalahannya dan minta maaf, karena takut dimarahi dan dibenci. Sedang di sisi lain, sering kali kita juga tidak memiliki kerendahan hati untuk memaafkan orang yang bersalah kepada kita. Apa lagi anak-anak usia 6-12 tahun. Ketika mereka merasa kecewa kepada orang lain, akan ada keengganan untuk mau memaafkan temannya itu. Maka di sini kita mau mengajarkan anak-anak mau belajar rendah hati untuk memaafkan orang lain yang menyakitinya.

Proses Pertemuan:

  1. 1.      Pembuka
  1. Lagu pembuka

Dalam Yesus kita bersaudara

Dalam Yesus kita bersaudara, 3x

Sekarang dan selamanya

Dalam Yesus kita bersaudara

Saling melayani

Saling mengasihi

Saling mengampuni

  1. Doa Pembukaan (ditirukan oles peserta BIAK)

Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Allah Bapa disurga kami bersyukur kepada-Mu atas segala rahmat dan anugrah yang  Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat berkumpul kembali di tempat ini. Hadirlah, Tuhan agar kegiatan yang akan kami laksanakan pada sore hari ini dapat berjalan seturut kehendak-Mu. Pada sore hari ini kami ingin belajar daripada-Mu agar kami semakin rendah hati untuk memaafkan. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

  1. c.  Pengantar

Selamat sore adik-adik (kemudian mereka menjawab)

Selamat pagi Tuhan Yesus, Slamat pagi Bunda Maria

Selamat pagi kakak Pembina, Slamat pagi kawan semua…

(pendamping mengajak anak-anak untuk Tepuk Biak Is the Best)

Tepuk BIAK

BIAK…….

Is the best…..

OLALA…….

OLELE…………….

KINCLONG KINCLONG…

Apa kabar adik-adik semua? ( baik ) Hayo…… Masih ingat apa tema kita minggu lalu? Ya. Rendah hati Vs Sombong. Minggu lalu kakak mengajak adik-adik semua untuk belajar rendah hati. Tugas perutusan minggu lalu sudah dilaksanakan apa belum?

Hari ini kakak mau tanya, siapa tidak pernah mempunyai salah terhadap orang lain? (tidak ada) Kalau begitu, ketika adik-adik membuat kesalahan kalian berani mengaku dan minta maaf atau tidak? (anak-anak diberi kesempatan untuk menjawab). Nah, sekarang, kalau ada yang berbuat salah pada adik-adik dan kemudian minta maaf, adik-adik mau memberikan maaf atau tidak? (anak –anak menjawab) Jawaban yang sebenarnya akan kita temukan dalam bacaan Kitab Suci pada sore hari ini. Jadi, ayo kita bersama-sama membaca Kitab Suci.

  1. 2.      Pendalaman Kitab Suci
  1. Membaca Kitab Suci (Mat 18:21-35)

Kitab Suci dibacakan bergantian oleh anak-anak dan pendamping BIAK

 

  1. Pertanyaan

Pembimbing mengajak peserta untuk mendalami Kitab Suci dengan beberapa pertanyaan sebagai berikut.

a. Menurut Yesus, berapa kali kita harus mengampuni bila seseorang berbuat salah? (tujuh puluh kali tujuh kali)

b. Mengapa kemudian Raja menjadi marah dan menyerahkan orang yang berhutang sepuluh ribu talenta itu kepada para algojo? (karena setelah ia diampuni, ia tidak mau mengampuni temannya yang berhutang kepadanya)

 

  1. Penegasan

Nah, berarti ketika ada teman yang bersalah kepada kita, kita harus mau memaafkannya. Adik-adik, setelah kita membaca Kitab Suci tadi, apa yang adik pikirkan tentang memaafkan kesalahan orang lain? (anak-anak diberi kesempatan bercerita) Nah, adik-adik, Tuhan Yesus telah memberi kita contoh untuk saling mengampuni. Karena, kalau kita tidak mau memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain, maka dosa kita juga tidak akan diampuni oleh Tuhan.

  1. Aktivitas (dilakukan setelah doa penutup)

Mewarnai gambar (terlampir)

  1. 3.      Perayaan Iman
    1. Lagu

HARI INI KURASA BAHAGIA

Hari ini kurasa bahagia

Berkumpul bersama saudara seiman

Tuhan Yesus t’lah satukan kita

Tanpa memandang diantara kita

Bergandengan tangan dalam kasih

Dalam satu hati,

berjalan dalam terang kasih Tuhan

Kau sahabatku, kau saudaraku

Tiada yang dapat memisahkan kita

Kau sahabatku, kau saudaraku

Tiada yang dapat memisahkan kita

  1. Doa permohonan

P: Ya Bapa yang mahabaik, kini kami datang pada-Mu hendak menghaturkan doa permohonan kami:

  1. Ya Bapa, Putra-Mu telah mengajarkan kepada kami rendah hati dan pengampunan. Dan semoga kami cukup rendah hati untuk mengampuni sesama kami seperti Engkau Mahapengampun. Kami mohon………
  2. (Doa spontan oleh pembina BIAK dan anak-anak). Kami mohon……….

P: Demikianlah ya Bapa, segala doa dan permohonan kami yang kami haturkan ke hadirat-Mu. Dengan perantaraan Yesus, Tuhan kami. Amin.

  1. Doa Bapa Kami
  1. b.      Penutup
    1. Tugas Perutusan

Belajar dengan rendah hati, memberi maaf kepada sesama yang bersalah

 

  1. Doa Penutup (didoakan oleh seorang peserta)

Terimakasih ya Yesus, atas kehadiran-Mu selama pertemuan kami ini. Hari ini Kau mengajarkan kepada kami untuk bersikap rendah hati dalam memaafkan sesama kami. Semoga Engkau senantiasa membimbing kami dalam usaha kami untuk bersikap rendah hati, agar kami dapat memaafkan kesalahan sesama kami dengan tulus. Sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin.

 

  1. Lagu Penutup

YESUS BESERTAKU

Kudaki-daki-daki-daki gunung yang tinggi

Kuturun-turun-turun-turun lembah yang curam

Kumelintasi padang rumput luas membentang

Yesus besertaku

Kuterbang-terbang-terbang-terbang luas angkasa

Kuselam-selam-selam-selam dalam samudera

Kudayung,dayung,dayung,dayung prahu disungai

Yesus besertaku

Di kanan KAU ada, di kiri KAU ada

Di atas dan di bawah KAU ada

Di suka KAU ada di dukapun KAU ada

Karna  Engkau Yesus ku.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DOKUMEN KONSILI VATIKAN II Konstitusi tentang Liturgi Suci: Tahun Liturgi

A. Gagasan Pokok

Art. 102 (makna tahun liturgi)
Selama setahun, Gereja memaparkan seluruh misteri Kristus, dari Penjelmaan serta Kelahiran-Nya hingga Kenaikan-Nya, sampai hari Pentakosta dan sampai penantian Kedatangan Tuhan yang bahagia dan penuh harapan.
Dengan itu Gereja membuka bagi kaum beriman kekayaan keutamaan serta pahala Tuhan-nya sedemikian rupa, sehingga rahasia-rahasia itu senantiasa hadir dengan cara tertentu.

Art.103
Gereja suci menghormati Santa Maria Bunda Allah dengan cinta kasih yang istimewa, karena secara tak terceraikan terlibat dalam karya penyelamatan Puteranya.

Art. 104
Selain itu, Gereja menyisipkan kenangan para Martir dan para Kudus lainnya ke dalam lingkaran tahun Liturgi. Gereja mewartakan misteri Paska dalam diri para Kudus yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus.

Art.105
Akhirnya, Gereja menyempurnakan pembinaan Umat beriman melalui kegiatan-kegiatan kesalehan yang bersifat rohani maupun jasmani.

Art.106 (makna hari Minggu ditekankan lagi)
Berdasarkan tradisi para Rasul yang berasal mula dari Kebangkitan Kristus sendiri, Gereja merayakan misteri Paska sekali seminggu, pada hari yang tepat sekali disebut Hari Tuhan atau hari Minggu. Umat beriman berkumpul untuk mendengarkan sabda Allah dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi. Perayaan Minggu merupakan dasar dan inti segenap tahun Liturgi.

Art. 107 (peninjauan kembali tahun Liturgi)
Tahun Liturgi hendaknya ditinjau kembali sedemikian rupa, sehingga cirinya yang asli tetap dipertahankan. Sekiranya diperlukan penyesuaian-penyesuaian menurut situasi setempat.

Art. 108
Perhatian kaum beriman hendaknya pertama-tama diarahkan pada hari-hari raya Tuhan, sebab pada hari-hari itulah dirayakan misteri-misteri keselamatan sepanjang tahun.

Art. 109 (masa Prapaska)
Dua ciri khas masa “empat puluh hari”, yakni mengenangkan atau menyiapkan Baptis dan membina pertobatan. Maka dari itu, bila dipandang bermanfaat, hendaknya beberapa unsur dari tradisi zaman dulu dikembalikan. Hendaknya ditanamkan dalam hati kaum beriman baik dampak sosial dosa, maupun hakekat khas pertobatan, yakni menolak dosa sebagai penghinaan terhadap Allah. Dan hendaknya doa-doa untuk para pendosa sangat dianjurkan.

Art.110
Pertobatan selama masa empat puluh hari itu hendaknya jangan hanya bersifat batin dan perorangan, melainkan hendaknya bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan.
Namun puasa Paska hendaknya dipandang keramat dan dilaksanakan pada hari Jumat kenangan Sengsara dan Wafat Tuhan.

Art. 111 (pesta para Kudus)
Menurut tradisi para Kudus dihormati Gereja, dan relikwi asli serta gambar dan arca mereka mendapat penghormatan. Hendaknya yang dirayakan oleh seluruh Gereja hanyalah pesta-pesta yang mengenangkan para Kudus yang sungguh-sungguh penting bagi Gereja semesta.

B. Tanggapan / Komentar

Makna tahun liturgi hendaknya memang disosialisasikan dan di tanamkan terus-menerus dalam hati umat beriman. Agar umat beriman dapat memaknai dengan tepat. Dan mengarahkan perhatiannya pada pada misteri-misteri keselamatan yang dirayakan. Dengan begitu, perayaan-perayaan Gereja mendapat sikap dan perlakuan yang tepat dari umat. Dan dengan adanya tahun Liturgi juga membantu umat untuk menyelami seluruh isi Kitab Suci.
Hendaknya dijelaskan lagi mengenai makna devosi itu sendiri. Dan kedudu kannya dalam perayaan liturgi. Hal ini perlu, karena dalam kehidupan umat sehari-hari acap kali terlalu mengagungkan devosi kepada benda-benda dan para kudus. Mereka sering menganggap bahwa devosi-devosi itulah yang menyebabkan doa-doa mereka cepat terkabul. Bahkan menjadikan sakramentali atau barang-barang yang telah diberkati (mis. Rosario, salib) sebagai jimat, kalau membawanya maka akan selamat. Padahal benda-benda devosi itu hanya sebagai sarana doa kita kepada Tuhan. Seperti halnya foto yang berperan sebagai sarana bagi kita untuk mengenangkan sesuatu di masa lalu.
Kegiatan-kegiatan pembinaan iman umat hendaknya juga dilaksanakan secara periodik dan teratur. Agar iman umat benar-benar terbina dengan baik. Hal ini penting bagi kelangsungan hidup dan pengembangan Gereja. Misalanya pendalaman Kitab Suci. Tidak bisa hanya dilakukan satu kali saja, tetapi harus dilakukan berulang kali secara teratur agar umat dapat merenungkan dan menyelami maksud dari Sabda Tuhan dengan lebih baik.
Karena perayaan Misa hari Minggu merupakan dasar dan inti seluruh tahun liturgi, sebaiknya ditekankan lagi makna perayaan itu. Agar umat beriman mengerti benar bahwa pada hari itu sedang diperingati dan dirayakan sebuah misteri keselamatan yang datang dari Tuhan. Ini penting agar umat beriman tidak datang karena merasa wajib atau karena malu dengan orang lain bila tidak datang ke gereja pada hari itu. Melainkan karena mengerti dengan sungguh apa yang akan dirayakannya. Dan kedatangannya karena untuk memenuhi undangan pesta Tuhan dan untuk memenuhi kebutuhan rohaninya akan Sabda Allah.
Pada masa prapaskah hendaknya lebih ditekankan kembali mengenai pertobatan yang terkandung di dalamnya. Bahwa puasa dan pantang adalah sebagai sarana pertobatan yang dianjurkan Gereja. Keduanya menuntut pengorbanan kita akan keinginan-keinginan yang tidak terkendali. Hal ini sebagai pengungkapan pengikatan diri kita dari hal-hal yang duniawi, sebagai pernyataan tobat. Saya setuju bila Gereja menyarankan agar petobatan tidak hanya terjadi dalam batin saja tetapi juga terwujud secara lahiriah. Karena seperti yang tertera pada Injil Yohanes bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati, maka demikian pula dengan pertobatan. Suatu laku tobat tidak akan ada artinya bila hanya terlaksana dalam hati saja. Namun harus juga disertai dengan perbuatan nyata sebagai bukti pertobatan itu sendiri.

C. Relevansinya untuk Hidup Sebagai Seorang Calon Katekis.

Dokumen konsili suci mengenai Liturgi ini sangat ralevan bagi kehidupan seorang calon katekis. Dokumen ini sangat membantu calon katekis untuk memperbaiki hidup rohaninya. Juga sebagai pedoman dalam pengajaran iman dan menambah pengetahuannya mengenai Liturgi suci.
Seorang calon katekis memang harus mengetahui makna tahun Liturgi. Hal ini sangat diperlukan dalam menjalankan pelayanannya bagi Gereja. Dalam hal ini, dokumen ini cukup relevan untuk memberikan alasan-alasan mengapa orang perlu tahu makna tahun-tahun Liturgi. Namun sayangnya, di dalam bab ini tidak di jelaskan secara gamblang, apa makna dari tahun Liturgi itu sendiri. Sehingga orang masih belum jelas mengenai maknanya.
Bahwa dalam satu tahun Liturgi itu ada beberapa perayaan termasuk penghormatan kepada Santa Maria, para Kudus dan juga martir, itu sudah cukup jelas. Seorang calon katekis memang sudah seharusnya mengetahui perayaan, pesta para Kudus dan martir sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan atas jasa-jasa mereka kepada Gereja semesta. Karena melalui perjuangan, kesediaannya mewartakan misteri penyelamatan dan ketaatan para Kudus dan martir itu dapat dijadikan teladan bagi pelayanan umat beriman, dalam hal ini pelayanan katekis bagi Gereja.
SC 106: perayaan Minggu merupakan inti dan dasar segenap tahun Liturgi. Seorang katekis harus mengetahui hal ini karena ini penting bagi pewartaan dan pelayannannya. Dengan demikian seorang calon katekis dituntut untuk mengerti makna hari Minggu bagi perayaan Gereja. Kalau dalam dirinya dan dalam hidupnya sudah benar-benar tertanam misteri Paskah yang dirayakannya itu, maka ia akan lebih mudah dan lebih baik dalam mewartakannya. Dan melaksanakan tugas pelayannannya. Dia juga dapat membina iman umat untuk lebih fokus pada perayaan Minggu ini. Karena dalam dirinya sudah ada pemahaman yang tepat.
Karena salah satu tugasnya adalah melayani perayaan-perayaan gerejani, maka ia juga harus mengerti betul mengenai tahun liturgi. Dia harus mengerti benar perayaan-perayaan atau pesta-pesta apa saja yang harus mendapat perhatian besar dari umat. Agar dengan ini umat juga menjadi mengerti akan makna liturgi yang dirayakannya.
Seorang katekis juga harus mengerti tentang kondisi, situasi tempatnya bertugas, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kebiasaan umat setempat dalam merayakan misteri keselamatan Tuhan. Karena perayaan-perayaan itu juga hendaknya disesuaikan dengan keadaan umat setempat.
Prapaskah akan selalu relevan dengan arus kehidupan dan perkembangan jaman apabila dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemungkinan-kemungkinan zaman dan juga dengan situasi umat masing-masing. Terutama karena pertobatan itu sendiri harus mengena pribadi umat yang terdalam. Agar tidak menjadi sebuah rutinitas belaka yang dilaksanakan setahun sekali sebelum merayakan penebusan dan kebangkitan Tuhan pada hari raya Paskah. Menjadi tidak relevan bila prakteknya masih saja menjadi kaku dan tidak mau berkembang mengikuti perkembangan jaman yang ada.
Prapaskah seharusnya dapat menjadi semakin membawa umat kepada pertobatan yang sejati dan membangun persaudaraan serta rasa setia kawan kepada sesamanya. Prapaskah dalam arus globalisasi seperti saat ini harus semakin digairahkan oleh para pimpinan gerejawi. Para petugas pastoral dan tokoh umat hendaknya semakin giat untuk mengajak umat beriman untuk melaksanakan laku tobat.
Namun semuanya itu tidak dapat dipaksakan pada masing-masing orang. Gereja dapat saja mewajibkan semua umat beriman untuk melaksanakan pantang dan puasa serta mengumpulkan dana APP. Tapi laku tobat adalah hal yang sangat pribadi, dan harus benar-benar menyentuh pribadi umat. Maka umat sendiri juga harus dibangun kesadarannya akan makna terdalam dari prapaskah itu sendiri.
Namun perwujudan dari pernyataan-pernyataan di atas juga tidak lepas dari peran katekis. Maka yang pertama-tama harus mengerti mengenai makna prapaskah tentu juga adalah calon katekisnya. Mereka harus benar-benar menghayati dan memahami pentingnya prapaskah bagi Gereja. Sehingga ia dapat membina iman umat dan mengarahkannya pada makna prapaskah yang sesungguhnya. Perwujudan ini hendaknya dimulai dari dalam diri dan kehidupan calon katekis itu sendiri, sehingga dalam prakteknya menjadi benar-benar baik. Bukan saja omong kosong lagi. tetapi katekis ini sendiri juga harus benar-benar mengamati perkembangan jaman dan situasi umat yang akan dihadapinya, sehingga katekse prapaskah ini benar-benar dapat menyentuh pribadi terdalam dari umat.
Seorang calon katekis juga hendaknya mengerti mengenai pesta para Kudus dan penghormatan kepada relikwi asli serta gambar dan patung mereka. calon katekis harus mengerti benar mengapa mereka dan barang-barang itu dihormati oleh Gereja. ini penting, agar tidak terjadi kesesatan dalam pewartaan dan pengajarannya. Juga untuk menegaskan dan menjelaskan arti dari sebuah penghormatan. Sebab dalam prakteknya, tidak sedikit umat yang karena begitu menghormati para Kudus dan benda-benda Kudus lainnya, secara tidak sadar menjadi memuja-mujanya. Seorang katekis dalam pewartaannya juga diharapkan untuk menghapus paham ini.

DOSA DAN TOBAT

A. KATA PENGANTAR
Dalam hidup sehari-hari kita tentunya sudah sangat akrab dengan kata dosa dan tobat. Bahkan penulis, yang besar diantara masyarakan non katolik, beberapa kali pernah mendapat pernyataan yang menyebutkan bahwa menjadi seorang katolik ialah hal yang sangat menyenangkan. Bisa bebas berbuat dosa toh nanti juga dapat mengaku dosa kepada Pastor dan mendapat pengampunan. Di sini, penulis menangkap suatu nada mengejek yang mengatakan bahwa orang katolik itu begitu murah menilai dosa, karena setiap saat dapat mengaku dosa dan mendapat pengampunan.
Hal inilah yang mendasari penulis untuk membuat paper tentang dosa dan tobat. Bukan sekedar untuk mencari pembelaan, tetapi juga untuk mencari kebenaran iman dan berharap dapat memberi pengertian kepada pembaca bahwa dosa bagi orang katolik ialah suatu hal yang harus dibayar dengan sangat mahal untuk memulihkan kerusakan yang diakibatkannya.

B. PEMBAHASAN
1. Dosa
 Definisi
Ada banyak definisi yang beredar mengenai dosa. Definisi tersebut berasal dari sumber yang berbeda dan dengan versi yang berbeda pula. Dalam makalah ini penulis mencantumkan beberapa definisi mengenai dosa dari beberapa sumber.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan atau agama; perbuatan salah seperti pada orang tua, adat atau negara. Jadi apa pun yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan kitab suci ialah suatu perbuatan dosa.
Dosa menurut pandangan Islam adalah perbuatan buruk yang tidak saja akan berakibat buruk terhadap rohani individu pelakunya, namun juga secara nyata terhadap individu itu sendiri maupun terhadap masyarakat. Sehingga perbuatan buruk itu pasti juga berimbas pada hidup orang lain. Seperti ilegal logging yang dilakukan oleh segelintir orang untuk memperoleh kekayaan, akhirnya membawa kesengsaraan bagi orang lain. Bahkan orang yang tidak tahu apa-apa harus ikut menanggung akibatnya.
Dosa menurut pandangan Protestan: pikiran, sikap dan perbuatan yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kehendak dan perintah Allah adalah DOSA. yang dimaksudkan dengan kehendak dan perintah Allah itu ialah 10 perintah Allah sebagaimana terjabar dalam keluaran 20:1-17.
Dosa ialah suatu perbuatan yang menyebabkan terputusnya hubungan manusia dengan Allah. Hal ini bisa saja terjadi karena manusia terlalu mencintai dirinya sendiri atau hal-hal lain sehingga ia tidak lagi memikirkan hubungannya dengan Allah penciptanya.
Perbuatan dosa adalah penolakan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan sejauh dalam perbuatan manusia.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa dosa ialah suatu perbuatan atau pikiran manusia yang salah atau buruk, melawan hukum Tuhan dan agama sehingga mengakibatkan jurang yang dalam dan jarak yang lebar dalam hubungannya dengan Allah dan demikian juga dengan sesama. Yang tidak hanya berakibat dalam hal yang rohani, tetapi juga secara kongkret merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Hal ini dapat digolongkan sebagai dosa bila dilakukan secara tahu dan mau. Yakni secara sadar, tahu bahwa hal itu adalah perbuatan yang tidak baik, dan bebas, tanpa paksaan dari siapapun. Mengapa berfikir saja sudah dikatakan berdosa? Karena melalui fikiran itulah akar dari segala perbuatan manusia.

 Hakikat Dosa
Dosa adalah suatu pelanggaran terhadap akal budi, kebenaran dan hati nurani yang baik. Terhadap akal budi, karena orang yang melakukan dosa pada umumnya sudah tidak lagi menggunakan anugrah paling berharga dari Tuhan ini dalam hidupnya. Dengan demikian secara tidak langsung ia telah melepaskan pakaian kemanusiaannya. Secara tidak langsung pula menyamakan diri dengan hewan. Ia tidak lagi memikirkan bagaimana akibatnya bagi kelangsungan hidup serta kebahagiaannya kelak. Yang dia pikirkan hanyalah saat ini. saat ini dia bahagia, saat ini dia merasa senang. Tidak penting baginya apakah yang akan terjadi nanti setelah dia lakukan dosa itu. Terhadap kebenaran, karena ia telah membohongi dirinya sendiri. Dia tahu bahwa hal akan diperbuatnya itu salah, tetapi ia tetap saja melakukannya. Dengan demikian ia mulai membuat kebenarannya sendiri. Terhadap hati nurani yang baik, karena ia mengeraskan hatinya dan menepis semua teguran suara hatinya. Ia telah menutup telinga dari dirinya sendiri. Bila ia hal ini terjadi secara terus- menerus, hati nuraninya pun dapat tersesat.
Dosa adalah suatu penghinaan kepada Allah; suatu bentuk ketidaktaatan, pemberontakan, dan pembalikan diri dari cinta kasih Allah. Dengan kata lain, orang yang berbuat dosa ialah orang yang menolak cinta kasih dari Allah, Sang Pemeliharanya. Siapakah manusia, sehingga berhak menolak kasih yang diberikan kepadanya?

 Bentuk-Bentuk Dosa
1. Dosa asal  yaitu dosa yang diturunkan kepada setiap manusia. Seperti yang tercantum dalam Kejadian, bahwa Adam dan Hawa telah berdosa, dan oleh karena itu Adam dan Hawa serta segela keturunannya harus menanggung dosa. Dosa asal ini menurut penulis ialah dosa kesombongan, karena manusia pertama terlalu sombong untuk menaati perintah Allah. Dari ketidaktaatan ini akhirnya muncul dosa lain yakni ketamakan dan iri hati. Segala sesuatu telah diberikan kepadanya kecuali buah dari satu pohon di tengah taman itu. Tetapi karena ketamakannya, ingin menjadi seperti Allah, mengetahui yang baik dan yang buruk, perintah itu pun dilanggarnya. Inilah salah satu yang mendasari sifat manusia yang tidak pernah merasa cukup atas hidupnya dan senantiasa merasa iri melihat orang lain yang terlihat lebih baik darinya.
2. Dosa ringan  melanggar bagian kecil dari Sepuluh Perintah Allah secara tahu dan mau. Misalnya, cinta diri ialah bagian kecil dari menyembah berhala. Sebab dengan mencintai diri sendiri, secara tidak langsung telah menjadikan kita memuja-muja diri sendiri. Mementingkan diri sendiri. Tuhan menjadi tidak penting lagi bila segala kebutuhan diri kita telah terpenuhi tanpa mempedulikan baik buruknya cara mencukupi kebutuhan itu. Dosa ringan merupakan gangguan moral yang dapat diperbaiki dengan kasih Allah yang senantiasa ada dalam diri manusia.
3. Dosa berat Melanggar Sepuluh Perintah Allah secara tahu dan mau. Sering kali dalam kuliahnya, penulis mendengar bahwa daging itu kuat sementara roh lemah adanya. Agaknya penulis berpendapat bahwa inilah yang mendorong manusia melanggar hukum ilahi, meski ia ada dalam keadaan sadar. Dan bahkan menyetujuinya. Hal demikian ini dapat menjadikan nurani seseorang menjadi tumpul.

 Akibat Dosa
Dosa berakibat sangat fatal dalam hidup manusia sebab akibatnya berlipat ganda dan meluas, ibarat wabah penyakit di pemukiman kumuh. Dalam hubungannya dengan Allah, dosa memisahkan manusia dari sentuhan kasih karunia Allah. Merusak tujuan penciptaan, yakni kemesraan dengan Allah, pribadi yang indah, serta kehilangan identitas sebagai keluarga Allah. Seperti tertulis dalam kitab Kejadian, Adam dan Hawa diusir dari taman Firdaus setelah berbuat dosa.
Dosa juga membuat kita jauh dari sesama. Seperti Adam yang mempersalahkan Hawa karena telah menawarinya buah pohon itu dan Hawa mempersalahkan ular yang telah menggodanya.

2. Tobat
• Definisi
Tobat, (Arab, taubat), berarti merasa bersalah atau menyesal atas perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Tobat nasuha berarti tobat yang sebenar-benarnya dengan janji tidak akan mengulangi lagi.
Dalam agama Kristen di Indonesia kata tobat digunakan untuk menerjemahkan kata metanoia dalam bahasa Yunani, yang artinya “berbalik 180 derajat dari kehidupan yang lama” atau “meninggalkan cara hidup yang lama”.
Di lingkungan Gereja Katolik Roma, tobat dilakukan setelah pengakuan dosa, dengan mengambil sakramen tobat, yaitu salah satu dari tujuh sakramen yang diakui oleh Gereja Katolik.
Tobat yaitu pengakuan diri sebagai orang pendosa, dalam rangka dan arah pada hidup baru yang diberikan oleh Allah dengan sepenuh hati, Tobat senyatanya ciptaan baru dan mengatasi penolakan dan kehancuran dalam dosa.
Jadi, tobat berawal dari perasaan bersalah dalam diri seseorang setelah melakukan dosa. Karenanya tobat bukanlah suatu awal yang mudah bagi manusia dalam rangka memperbaiki hidupnya. Rasa sesal yang mengawali perbuatan tobat itu sering kali hanyalah perasaan sesaat, sehingga manusia bisa saja mengulangi perbuatan dosa itu. Dalam tobat, diperlukan kerendahan hati untuk mengakui segala kesalahan dan berjanji serta mewujudkannya dalam kehidupan nyata, tidak akan lagi berbuat dosa. Untuk dapat memulihkan segala apa yang dirusak oleh dosa itu sendiri.

• Laku Tobat
Allah yang tidak meninggalkan manusia pendosa adalah dasar untuk bertobat. Karena kasih-Nya yang sangat besar kepada manusia, ciptaan-Nya, Ia pun rela menyerahkan dirinya di salibkan untuk menebus manusia dari kuasa dosa. Kesetiaan Tuhan inilah yang mengetuk pintu hati manusia, sehingga bertobat.
Bertobat berarti pulang kembali ke rumah Bapa, mengakui segala kesalahan dan mengubah arah serta tujuan hidupnya secara menyeluruh kepada Tuhan untuk memperbaiki kualitas hidup seseorang. Di dalamnya terdapat peristiwa penawaran pengampunan secara cuma-cuma dari Tuhan, dan dengan imannya manusia menerimanya.
Dalam agama katolik, pengampunan dan pertobatan itu tertampung dalam sakramen tobat. Sakramen tobat disebut juga sakramen rekonsiliasi, yakni perukunan kembali antara pendosa dengan dunia, dengan sesama dan Tuhan. Di sinilah pemulihan kemanusiaan. Relasi antara si pendosa dengan Tuhan dan sesamanya yang terputus oleh dosa dipersatukan kembali dan diperbaiki.

C. KESIMPULAN
Dosa ialah segala macam pikiran dan perbuatan yang melanggar hukum Allah. Menolak cinta Allah secara tahu dan mau, yang berari menghina Allah. Bentuk ketidaktaatan yang mengakibatkan rusaknya kemanusiaan dan hati nurani seseorang. Yang memisahkan manusia dari Allah.
Jadi, dosa ialah suatu kesalahan dan hutang yang harus dibayar dengan sangat mahal oleh manusia. Karena manusia tidak mampu membayarnya, maka Tuhan dengan kasih-Nya merelakan diri turun ke dunia, menjadi sama dengan manusia. Agar Ia dapat membayar hutang itu atas nama manusia. Yakni agar manusia terlepas dari kuasa dosa. Dan tobatlah yang dapat membuat itu semua terwujud.
Tobat adalah suatu sarana untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan oleh dosa. Tobat yang sejatilah yang dapat mempersatukan kembali hubungan manusia pendosa dengan Allah dan sesamanya. Kasih dan kesetiaan Tuhanlah yang mengetuk hati manusia untuk bertobat. Bahkan untuk dapat mempersatukan kembali ciptaan dengan Sang Penciptanya, Dia memberikan nyawanya sebagai silih dosa. Agar manusia terlepas, bebas, dari kuasa dosa yang mengikatnya, menghalanginya bertemu dengan Tuhan.
Meskipun dalam agama katolik ada sakramen pengakuan dosa dan tobat, tentunya itu bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan seenaknya. Untuk mendapat pengampunan yang sejati juga membutuhkan tobat yang sejati. Tidak hanya mengaku dosa di hadapan pastor saja maka akan menjadi suci kembali, menjadi manusia yang bersih lagi. Pengakuan dosa di hadapan pastor ialah salah satu cara untuk menyatakan bahwa seseorang bertobat dan menyesali dosa-dosanya. Tobat yang sejati dimulai dari dalam diri manusia itu sendiri. Dengan berjanji dan benar-benar berpaling, kembali kepada Allah yang mengasihi-Nya. Dengan berbuat baik dan melakukan perintah-perintah Allah. Hidup menurut jalan yang benar di hadapan Allah.

D. DAFTAR ISI
– Justisianto, B. Syadahadat Para Rasul “Aku Percaya Akan Satu Allah…”
– Kieser, Bernhard. 1987. Moral Dasar: Kaitan Iman dan Perbuatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
– Maas, Kees. 1999. Teologi Moral Tobat. Bogor: Percetakan MARDI YUANA.
– Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Balai Pustaka.
http://id.wikipedia.org/wiki/Dosa
http://id.wikipedia.org/wiki/Tobat
http://www.imankatolik.or.id/dosaringan.html
http://www.imankatolik.or.id/dosa.html
http://www.imankatolik.or.id/hakikat_dosa.html
http://www.imankatolik.or.id/dosaasal.html
http://www.imankatolik.or.id/dosaberat.html
http://www.imankatolik.or.id/katekismus_konkordat.php?q=dosa+asal